Sejarah Desa

Desa Kedaro merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa ini resmi berdiri pada tahun 2005 sebagai hasil pemekaran dari Desa Sekotong Barat. Pemekaran tersebut dilakukan seiring meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pelayanan publik, serta pemerataan pembangunan di wilayah Kecamatan Sekotong.

Pada masa awal berdirinya, wilayah Desa Kedaro sebagian besar masih berupa lahan pertanian dan padang penggembalaan. Masyarakat yang tinggal di kawasan ini hidup dengan memanfaatkan potensi alam, khususnya di bidang pertanian dan peternakan. Seiring berjalannya waktu, kawasan pemukiman mulai berkembang, diikuti dengan peningkatan kegiatan sosial, ekonomi, dan pemerintahan desa.

Kepala Desa pertama yang memimpin setelah pemekaran adalah Bapak Santoso, yang kemudian membentuk susunan perangkat desa dan lembaga kemasyarakatan untuk menjalankan roda pemerintahan. Pada masa awal pembentukan, Pemerintah Desa fokus membangun pelayanan administrasi bagi masyarakat, memperbaiki infrastruktur dasar, serta meningkatkan fasilitas umum seperti jalan, jembatan, sarana ibadah, dan lingkungan permukiman.

Sejak berdiri hingga saat ini, Desa Kedaro terus mengalami perkembangan. Potensi pertanian dan peternakan sapi menjadi sektor unggulan masyarakat. Sebagian besar warga memanfaatkan lahan untuk menanam tanaman pangan serta membuka usaha peternakan sapi yang menjadi tulang punggung ekonomi desa. Pemerintah desa bersama masyarakat terus mendorong peningkatan produksi, pemasaran, dan pemberdayaan kelompok tani serta kelompok ternak.

Selain itu, budaya gotong-royong yang kuat tetap menjadi identitas masyarakat Desa Kedaro dalam menjaga kebersamaan dan membangun desa. Berbagai program pembangunan, pelayanan, dan pemberdayaan dilakukan melalui sinergi pemerintah desa, lembaga masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan seluruh warga.

Hingga kini, Desa Kedaro terus berkomitmen untuk mewujudkan desa yang maju, mandiri, dan sejahtera, dengan semangat kebersamaan serta pengelolaan potensi lokal yang berkelanjutan.